Hilang Selama 2 Tahun, Wanita di Kendari diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Malaysia
Kendari, Deliksultra.com – Seorang ibu bernama Wa Nilo mencari putrinya Indayani (26) selama 2 tahun yang diduga menjadi korban perdagangan orang dan sekarang dieksploitasi di Malaysia.
Kuasa hukum Wa Nilo, Suhardin menceritakan awal mula anak kliennya menghilang. Pada sekitar awal tahun 2021 korban berkenalan dengan seorang lelaki bernama Mardi di Morosi Kabupaten Konawe.
“Kemudian pada sekitar bulan Mei 2021 Mardi mengancam korban mau dibunuh kalau tidak menikah dengannya. Lalu pada sekitar bulan Juni 2021 kemudian Mardi membawa Lari korban di Bulukumba/Makssar,” ujarnya, pada Senin (4/9/2023).
Setelah sempat membawa lari anak kliennya lanjut Suhardin, pihak keluarga Mardi, yang bekerja sebagai Kepala desa membawah korban dari Bulukumba kerumahnya yang berada di Alolam dengan menjanjikan akan menikahkan korban dan Mardi dengan uang Panai Rp 20.000.000.
“Kemudian oknum Kades, oknum Polisi, oknum Adat membawah korban ke rumah oknum TNI yg beralamt di gunung jati. Namun setelah kurang lebih 1 Minggu korban berda dirumahnya oknum TNI tepatnya tgl 4 Juli 2021 korban hilang dari rumahnya oknum TNI tersebut Disaat oknum TNI tersebut masuk rumah sakit KOREM,” jelasnya.
Suhardin juga menjelaskan, setelah itu kliennya dan pihak keluarga korban konfirmasi kepada pihak Mardi dan pihak oknum TNI pemilik rumah, namun tidak memberikan kejelasan yang pasti keberadaan anak kliennya.
“Saat mengkonsumsi kepada keluarga Mardi bernama Eni, ia berkata untuk tidak mencari anaknya lagi, dan menganggap anaknya sudah mati, dan orang tua Mardi menerangkan bahwa korban tidak mau pulang karena takut diancam oleh beberapa oknum yang berada di Kendari,” jelasnya.
“Beberapa nomor WhatsApp yang tidak bertanggung jawab masuk ke nomor saudara korban dan mencoba melakukan pemerasan kepda orang tua korban dengan meminta uang tebusan sebesar Rp 10.000.000- 50.000.000, yang mengatasnamakan korban dengan menggunakan nomor rekening BRI 623101000036561. an. Saiful Anam,” sambungnya.
Suhardin telah mendatangi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk melacak keberadaan korban.
Dalam telepon video itu, pihak keluarga juga mengamati korban posisi dalam tekanan dan ketakutan krna sambil mengeluarkan air mata dan setiap bicara melihat disamping kiri dan kanannya. Dan dimana tempat tersebut tempat banyak ibu-ibu yg berada di gubuk di tengah hutan, diduga lokasi penampungan TKI ilegal.
Hal itu, membuat ibu kandung Korban, korban dieksploitasi oleh oknum tersebut di Malaysia untuk dijual dan diperbudak.
“Kami menduga Indayani ini menjadi korban TPPO. Kami juga sudah melaporkan kasus ini ke Polda Sultra dengan harapan kasus ini segera terbongkar,” tandasnya.
Reporter : Red
Editor : Ardy firdaus