Pemda Muna Pilih Koltim Sebagai Lokasi Studi Tiru Karena Maju
DELIKSULTRA.COM,KOLTIM – Sejumlah jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Muna, melakukan studi tiru di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) terkait penerapan Aplikasi e-Pengendalian dan Aplikasi Simonela Koltim, di Aula Bappeda Koltim, Rabu (15/11/2023).
Dalam kegiatan ini, mereka di terima Sekda Koltim Andi Muh Iqbal Tongasa. S.S,TP M,Si, bersama sejumlah pimpinan OPD dan kepala bagian. Sedang Pemda Muna di pimpin Ahmad Yani Biku SE MSi Staf Ahli Bupati Muna.
Dalam sambutan selamat datangnya, Sekda Koltim memaparkan tetang Koltim mulai dari mekar atau berdiri sebagai DOB pada 11 Januari 2013 lalu, hingga kini. Termasuk potensi, prestasi dan semua bentuk pembangunan yang telah dilaksanakan, mulai dari bupati pertama hingga saat ini.
Sedang Ahmad Yani Biku dalam sambutannya, mengucapkan terimakasih Pemda Koltim yang sudah menerima mereka dengan penuh keramahan dan keceriaan.
”Perkembangan di Kolaka Timur ini, luar biasa sangat pesat sejak beberapa puluhan tahun lalu. Kami melihat dan menilai, meski baru 11 tahun berdiri, tapi birokrasinya sudah tertata dengan baik termasuk urusan lainnya. Itulah salah satu alasan kami kenapa memilih Koltim sebagai lokasi studi tiru,” tuturnya.
Untuk aplikasi Simonela diakui Ahmad Yani, adalah Koltim yang baru memulai di Sultra, dan ini sangat bermanfaat bagi daerah, mengingat lagi gencar-gencarnya di terapkan.
”Kami (Pemda Muna) juga gencar membangun, tapi tidak pernah evaluasi soal apa manfaat dan sebagainya. Tapi dengan aplikasi ini (Simonela), bisa menjangkau semua termasuk evaluasi. Sehingga apliaksi ini harus diterapkan di daerah kami,” janjinya.
Soal pangan kata dia, setelah mereka melakukan evaluasi terkait penanggulangan inflasi, ternyata beras yang mereka gunakan selama pemberian bantuan penanggulangan inflasi di Muna, bersumber dari Koltim dan Bombana.
”Nanti Pemda Koltim dan Pemda Muna, akan menandatangani kerjasama soal pengadaan gabah. Agar tidak ada lagi suplay beras dari luar Sultra. Kenapa kami beli gabah bukan berasnya, biar cepat tersalurkan dan akan banyak manfaatnya kalau hanya gabah dibanding beras jadi,” tutup Ahmad Yani. (Diskominfo)