Warga Kendari Jadi Korban Penipuan, Aduan di Polsek Poasia dan Polda Sultra Tak Ditindaklanjuti

waktu baca 3 menit

Deliksultra, Kendari – Seorang warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, bernama Krisna (31), menjadi korban penipuan dalam transaksi jual beli ponsel. Namun, upayanya untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian sempat mengalami kendala.

Krisna, yang bekerja sebagai marketing ponsel, mengaku ditipu oleh seorang pelanggan misterius pada Jumat (7/2/2025). Kronologi penipuan bermula ketika pelaku memesan ponsel dengan sistem pembayaran di tempat (COD). Pelaku meminta Krisna menitipkan ponsel di resepsionis RSUD Kota Kendari, sementara pembayaran akan diberikan di Swiss-Belhotel Kendari.

“Saya ditipu. Ada yang beli handphone sistem COD, tapi uangnya diminta saya ambil di Swiss-Belhotel. Saya berkomunikasi dengan pelaku melalui WhatsApp,” ujar Krisna.

Setelah meninggalkan ponsel di resepsionis rumah sakit, Krisna bergegas menuju Swiss-Belhotel. Namun, setibanya di sana, ia tidak menemukan pelaku, dan nomor WhatsApp pelaku sudah tidak bisa dihubungi. Merasa ada yang tidak beres, ia segera kembali ke RSUD Kota Kendari untuk mengambil kembali ponselnya. Namun, sesampainya di sana, Krisna terkejut karena ponsel yang dititipkannya sudah diambil oleh seorang pengemudi ojek online atas perintah pelaku.

Laporan Ditolak, Korban Diminta Mencari Barang Sendiri

Menyadari telah menjadi korban penipuan, Krisna langsung melaporkan kasus tersebut ke Polsek Poasia. Ia menunggu selama hampir dua jam, dari pukul 11.30 hingga 13.30 WITA. Namun, alih-alih mendapatkan bantuan, aduannya justru ditolak dengan alasan bahwa kasus tersebut lebih tepat dilaporkan ke Polda Sultra.

“Dari sebelum Jumat saya sudah disuruh menunggu, tapi akhirnya diarahkan ke Polda Sultra dengan alasan tidak bisa dilacak di Polsek Poasia,” ungkapnya.

Krisna kemudian melanjutkan laporannya ke Polda Sultra. Di sana, ia dicecar berbagai pertanyaan oleh petugas kepolisian di area penjagaan sebelum diarahkan ke lantai dua untuk membuat laporan resmi. Namun, sesampainya di lantai dua, ia kembali diinterogasi tanpa mendapatkan kepastian laporan tertulis.

“Aduan saya tidak dibuatkan laporan resmi. Saya malah diminta untuk berusaha sendiri mencari handphone saya di tempat pengiriman barang seperti JNT dan JNE,” keluhnya.

Meski kecewa, Krisna tetap mengikuti arahan tersebut dan berkeliling ke sejumlah tempat pengiriman barang di Kota Kendari. Sayangnya, usahanya tidak membuahkan hasil.

Bantuan dari Anggota Buser 77 Polresta Kendari

Tak menyerah, Krisna berupaya mencari cara agar laporannya dapat diproses oleh kepolisian. Beruntung, ia memiliki rekan yang mengenal anggota Buser 77 Satreskrim Polresta Kendari. Melalui bantuan rekannya tersebut, ia akhirnya bisa berkoordinasi dengan anggota Buser 77 dan diarahkan untuk melapor ke Polresta Kendari.

“Ada anggota Buser 77 yang membantu saya. Teman saya mengenalkannya kepada saya, dan dia yang mengarahkan saya melapor ke Polresta Kendari. Akhirnya, laporan saya diterima,” ujar Krisna.

Krisna berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini dan menemukan petunjuk terkait keberadaan ponsel yang hilang. Meskipun demikian, ia menyayangkan pelayanan yang ia terima di Polsek Poasia dan Polda Sultra.

“Seharusnya laporan saya langsung diproses, tanpa perlu mengenal seseorang terlebih dahulu. Saya berharap tidak ada korban lain yang mengalami hal serupa,” pungkasnya.

Reporter : Andri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *