Hugua Ajak Warga Sultra Bersatu, Tolak Politik Identitas Suku, Saat Kampanye di Baubau
Deliksultra,Baubau – Dalam kampanye terakhirnya di Kecamatan Surawolio, Kota Baubau, calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Hugua, mengajak masyarakat untuk menolak politik identitas yang mengutamakan suku tertentu.
Ia menegaskan bahwa Sulawesi Tenggara adalah rumah bagi berbagai suku, yang menjadi bagian penting dari keindahan keberagaman Indonesia.
“Sultra tidak dibangun oleh satu suku saja, melainkan oleh perjuangan bersama masyarakat dari berbagai latar belakang. Memilih pemimpin bukan soal suku, tetapi soal visi, kemampuan, dan integritas,” tegas Hugua di hadapan ribuan pendukung.
Hugua juga memaparkan sejarah panjang Sultra yang sejak masa lalu dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku di Indonesia. Pada tahun 1964, Sultra resmi menjadi provinsi, berkat perjuangan para tokoh masyarakat dari berbagai daerah yang bersatu.
“Pendiri Sultra berasal dari berbagai suku, mulai dari Bugis, Jawa, Bali, hingga masyarakat lokal. Jika kita melupakan sejarah ini, maka kita mengabaikan perjuangan para pendahulu kita,” jelasnya.
Hugua menilai, selama beberapa bulan terakhir, narasi yang mengutamakan suku tertentu dalam Pilgub Sultra berpotensi memecah belah persatuan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemilihan pemimpin harus didasarkan pada kapasitas dan komitmen untuk memajukan daerah, bukan identitas suku.
“Kita harus menolak narasi bahwa pemilihan kepala daerah adalah soal memilih suku. Sultra adalah rumah kita bersama, bukan milik satu kelompok saja,” pungkasnya.
Kampanye terbatas ini menjadi penutup perjalanan pasangan ASR-Hugua di wilayah Kepulauan Buton. Selain mendapatkan dukungan dan doa dari Parabela, acara ini dihadiri oleh sekitar 3.000 simpatisan dan masyarakat pendukung pasangan nomor urut 2. Pasangan ASR-Hugua selanjutnya akan kembali ke Kendari untuk mempersiapkan debat publik terakhir sebelum hari pemilihan.
Reporter : Andri
