Kadis Dikbud Sultra Mendorong Kerja Sama untuk Mencegah Bentrok Pelajar SMA di Kota Kendari
Kendari, DelikSultra.com – Dalam upaya bersama untuk menekan bentrok pelajar di kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Sultra telah menginisiasi forum anti-kekerasan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Sultra, Yusmin, di kantor Disdikbud Sultra pada Selasa (05/09/2023).
Pembentukan forum, yang dilaksanakan pada hari Senin, 4 September 2023, melibatkan semua pihak terkait dalam dunia pendidikan di Kendari, termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing konseling, dan perwakilan OSIS dari seluruh kota Kendari.
Yusmin menekankan bahwa selama pertemuan tersebut, semua pihak sepakat untuk meningkatkan peran mereka dalam menjaga perdamaian di antara para siswa. Salah satu langkah awal adalah pendirian Forum Komunikasi OSIS Kota Kendari, yang akan menjadi wadah untuk berdiskusi, merumuskan aturan, dan merekomendasikan kebijakan secara bersama-sama.
“Keputusan yang diambil kemarin merupakan keputusan bersama, sehingga bukanlah keputusan pribadi saya sebagai Kepala Dinas, tetapi merupakan kesepakatan kami bersama,” Kata Yusmin.
Selain itu, Yusmin menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua melalui komite sekolah dalam upaya ini. Ia meyakini bahwa semua pihak harus bertanggung jawab dalam membimbing dan mendidik anak-anak, memastikan mereka tidak terlibat dalam perilaku negatif.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa forum ini juga nantinya bakal mendorong peningkatan kegiatan intra dan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan beragam kegiatan menarik, diharapkan siswa akan lebih aktif berpartisipasi dan berinteraksi dengan positif.
“Agar mereka tidak merasa bosan, jika kita mengembangkan olahraga dan seni, diharapkan siswa akan lebih aktif bersosialisasi satu sama lain,” tambahnya.
Selanjutnya, kata dia, dalam mengidentifikasi siswa yang berpotensi bermasalah, Yusmin menekankan pentingnya pelaporan dini oleh guru, wali kelas, dan perwakilan OSIS. Tindakan seperti isolasi dan konseling khusus akan dilakukan untuk siswa yang berpotensi memengaruhi yang lain dengan perilaku negatif.
Lebih lanjut, untuk mengatasi masalah siswa yang terlibat dalam bentrokan, ada rencana untuk melakukan pengawasan di lokasi-lokasi tempat siswa-siswa ini berkumpul. Tim yang terdiri dari perwakilan OSIS, guru, dan kepala sekolah akan terlibat dalam tindakan ini.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pengusiran siswa yang memprovokasi kekerasan, Yusmin menekankan bahwa itu bukanlah solusi yang baik. Sebaliknya, mereka akan bekerja sama untuk merumuskan kebijakan yang lebih baik untuk masa depan anak-anak tersebut.
“Jika kita mengusir siswa-siswa nakal ini, siapa yang akan mendidik mereka ke depannya? Itu akan menjadi masalah yang lebih serius. Oleh karena itu, mengusir siswa-siswa yang bermasalah bukanlah solusi yang tepat,” tegas Yusmin.
Lebih jauh, dirinya juga menghimbau seluruh siswa untuk menjaga suasana belajar yang kondusif, serta meminta guru dan kepala sekolah untuk lebih aktif mengawasi siswa yang terlambat atau mengganggu di dalam kelas.
“Semoga langkah-langkah ini dapat meminimalkan insiden bentrokan dan membimbing siswa menuju masa depan yang lebih cerah,” Pungkasnya.
Reporter : Man